Asal usul Kota Malang tidak terlepas dari berbagai legenda yang menyelimutinya. Sejarah ini berkaitan dengan masa kerajaan Hindu-Buddha, era kesultanan Islam, hingga penjajahan Belanda. Terdapat cerita rakyat yang melegenda hingga saat ini mengenai keberadaan Kota Malang. Berikut asal usul penamaan serta segala cerita yang menyelimuti salah satu kota maju di Jawa Timur ini.
Malang adalah kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, sekaligus terbesar ke-12 di Indonesia. Didirikan pada masa Pemerintahan Belanda tepatnya tanggal 1 April 1914 dengan wali kota pertamanya yaitu E.K Brosevelt. Terletak di dataran tinggi dengan luas wilayah 145,28 km² menjadikannya daya tarik tersendiri khususnya bagi aspek wisata. Hingga kini kota di Jawa Timur ini dikenal sebagai pusat pendidikan serta wisata.
Sejarah Kota Malang sebagai Peninggalan Pemerintahan Belanda
Berdasarkan budaya, asal usul Kota Malang berada di Kawasan Kebudayaan Arek dengan segala peninggalan sejarahnya. Peninggalan kejayaan Belanda sendiri masih sangat jelas dari banyaknya bangunan-bangunan berarsitektur gotik seperti Gereja Kayutangan. Setelah kehadiran sistem administrasi kolonial Hindia belanda Kota Malang tumbuh dan berkembang secara modern.
Fasilitas umum sudah banyak dibangun meski kesan diskriminatif masih ada hingga sekarang, contohnya Jalan Besar Ijen dan kawasan sekitarnya. Asal usul Kota Malang juga masih berkaitan dengan masa pendudukan Jepang. Salah satu peninggalannya adalah Kuil Ching Nan yaitu salah satu dari 11 kuil Shinto yang dibangun pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
Jepang menduduki Kota Malang pada tanggal 7 Maret 1942. Pada masa itu terjadi alih fungsi bangunan-bangunan Belanda. Salah satunya bangunan markas pasukan Belanda yang dialihfungsikan jadi gedung Kentapetai. Kota ini mengalami beberapa kali pergantian pemerintah sejak Abad ke-8 M. Pernah jadi ibu kota Kerajaan Kanjuruhan dengan Gajayana sebagai raja.
Pada tahun 1824, menjadi afdeling dan memiliki asisten residen, lalu pada 1914 ditetapkan sebagai kotapraja (stadsgemeente). Pada tanggal 21 September 1945, Malang adalah bagian dari Republik Indonesia. Selanjutnya masuk kembali pada tanggal 2 Maret 1947 setelah diduduki Belanda. Kemudian setelah masa kemerdekaan disahkan sebagai Pemerintah Kota Malang pada 1 Januari 2001.
Terbentuknya Kota Malang Berdasarkan Kisah Penyerangan Pasukan Mataram
Asal usul penamaan Malang sendiri diduga berasal dari kisah penyerangan pasukan Kesultanan Mataram di bawah kepemimpinan Tumenggung Alap-alap dari Jawa Tengah. Tepatnya 1600 tahun lalu Raja Mataram yang bernama Sultan Agung menaklukkan seluruh Pulau Jawa. Sultan Agung ingin seluruh wilayah masuk menjadi daerah kekuasaan kerajaan Mataram.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut ia mengutus sebanyak lebih dari 8.000 pasukan. Seluruh pasukan tersebar di wilayah Jawa Timur bagian selatan, Pantai utara dan jalur tengah. Malang berada di jalur tengah ini dan beberapa wilayah lainnya. Di jalur ini Tumenggung Alap Alap diutus Sultan Agung memimpin pasukan ke Ngantang.
Tumenggung Alap Alap bersama pasukan harus melewati beberapa puncak gunung. Di antara puncak tersebut adalah Arjuno, Penangguhan, Kawi, Anjasmoro, dan Kelud. Pasukan juga harus melalui Sungai Brantas yang medannya cukup berat. Pada akhirnya Tumenggung Alap Alap beserta pasukannya harus bermalam di sekitar gunung Kawi.
Keesokannya Tumenggung Alap Alap beserta pasukan kembali melanjutkan perjalanan. Namun, mereka perjalanan terkendala saat memasuki kawasan Merjosari. Di kawasan ini banyak sekali pohon-pohon besar yang ditebang dan dipasang melintang menghalangi jalan.
Puncak Peperangan Di bawah Kepemimpinan Bupati Ronggo Kusumo
Ternyata banyaknya batang pohon melintang tersebut adalah bentuk perlawanan rakyat yang tidak menghendaki kedatangan pasukan Mataram. Rakyat sekitar gunung Kawi telah pada posisi siap berperang.
Benar saja, pertempuran keesokan harinya tidak terhindarkan dan dimenangkan oleh rakyat sekitar gunung Kawi meski jumlahnya tidak seberapa. Di bawah pimpinan Bupati Ronggo Kusumo rakyat gunung Kawi berhasil memukul mundur sebanyak 3.000 pasukan Mataram.
Dari perlawanan inilah asal usul Kota Malang yaitu daerah yang dinamakan “malang”. Dalam bahasa Jawa berarti penghalang atau “menghalang-halangi”. Baik dari pohon yang sengaja dipasang melintang maupun upaya rakyat menghalangi pasukan Mataram.
Asal Usul Kota Malang di Balik Nama Malangkuçeçwara
Selain dari kisah di atas, ada juga pendapat lain terkait penamaan kota. Nama Malang ditemukan pada prasasti dalam bahasa Jawa Kuno, Malangkuçeçwara. Kuat dugaan prasasti dikeluarkan pada tahun 760 Masehi (682 tahun Saka) oleh Raja Gajayana. Malangkuçeçwara terbagi menjadi 3 makna.
Mala adalah hal yang kotor, palsu, curang, batil. Kedua, “angkuca” artinya menghancurkan, membinasakan. Ketiga “içwara” artinya Tuhan dalam bahasa Indonesia. Secara keseluruhan arti Malangkuçeçwara adalah Tuhan menghancurkan segala yang batil.
Sementara ada juga sumber lain mengenai asal usul penamaan Malang yaitu berdasarkan Prasasti Pamotoh atau Ukir Negara tahun 1120 Saka atau 1198 Masehi. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa nama Malangkuçeçwara tercantum pada dua prasasti Raja Balitung dari Mataram Kuno. Yaitu Prasasti Mantyasih tahun 907 dan 908 Masehi.
Terlepas dari banyaknya pendapat, nyatanya penyebutan wilayah ini sudah ada sejak Abad ke 12. Hingga kini masyarakat meyakini asal usul Kota Malang dari berbagai versi baik berdasarkan sejarah Belanda maupun Kesultanan Mataram