Mengenal Penyakit Kulit Kusta, Gejala dan Cara Mengobatinya

Penyakit kulit kusta atau biasa disebut dengan lepra atau Morbus Hansen, merupakan penyakit infeksi bakteri kronis. Penyakit ini menyerang saraf tepi, jaringan kulit dan juga saluran pernapasan.

Penyakit yang satu ini disebabkan karena infeksi bakteri, lepra bisa menyebar lewat dahak. Atau percikan ludah yang keluar ketika si penderita bersin atau batuk, lantas apa gejala lainnya?

Gejala Penyakit Kulit Kusta atau Lepra

Gejala penyakit kulit kusta, diagnosis penyakit dan juga cara mengobatinya salah satu gejala umum yang terjadi pada lepra adalah Kulit mengalami anhidrosis.

Pada awalnya gejala kusta ini tidak terlihat jelas, biasanya akan berkembang secara perlahan. Inilah beberapa gejala lepra, mulai dari gejala umum dan berdasarkan tingkat keparahannya :

1. Gejala umumnya

Pada beberapa kasus, gejala penyakit kulit kusta baru akan terlihat sesudah bakteri lepra berkembang biak di dalam tubuh si penderita. Kurang lebih selama 20 tahun bahkan lebih.

Gejala umum yang terjadi seperti kulit jadi mati rasa, termasuk juga kehilangan kemampuan merasakan sentuhan, suhu, tekanan bahkan nyeri. Kulit mengalami anhidrosis atau tidak berkeringat.

Kulit terasa kering dan kaku, luka yang tidak terasa nyeri pada telapak kaki, benjolan atau bengkak pada bagian wajah dan telinga. Bercak yang terlihat pucat serta warnanya lebih terang.

Dari kulit di sekitarnya, saraf membesar, biasanya pada lutut dan siku, otot melemah, terutama otot kaki dan juga otot tangan. Bulu mata dan alis hilang permanen, mata jadi kering.

Serta jarang berkedip, hidung tersumbat, mimisan atau kehilangan tulang hidung. Pada penyakit lepra yang serang sistem saraf, si pasien dapat kehilangan sensasi rasa termasuk nyeri.

Sehingga akibatnya cedera atau luka yang terjadi pada kaki dan tangan bisa tidak terasa oleh si penderita. Jadi itulah gejala umum dari penyakit kulit yang satu ini.

2. Gejala berdasarkan tingkat keparahannya

Berdasarkan dari tingkat keparahan gejalanya, penyakit kulit kusta bisa dikelompokkan menjadi 6 jenis. Berikut ini beberapa kelompok lepra berdasarkan tingkat keparahan gejala, di antaranya:

  • Intermediate leprosy

    Lepra jenis Intermediate leprosy ini ditandai dengan beberapa lesi datar yang warnanya pucat atau lebih cerah. Dibandingkan dengan warna kulit sekitar yang kadang bisa sembuh-sembuh sendiri.

  • Tuberculoid leprosy

    Lepra Tuberculoid leprosy ini ditandai dengan beberapa lesi datar yang terkadang ukurannya besar. Serta mati rasa, dan biasanya Tuberculoid leprosy juga disertai dengan pembesaran saraf.

  • Borderline tuberculoid leprosy

    Sementara untuk kusta jenis Borderline tuberculoid leprosy ini ditandai dengan kemunculan lesi yang ukurannya lebih kecil. Serta lebih banyak dibandingkan dengan lepra jenis tuberculoid leprosy.

  • Mid borderline leprosy

    Penyakit kulit kusta ini ditandai dengan lesi berwarna kemerahan yang menyebar secara acak. Serta asimetris, mati rasa, dan juga terjadi pembengkakan kelenjar getah bening pada sekitar lepra.

  • Borderline lepromatous leprosy

    Kusta jenis Borderline lepromatous leprosy ini ditandai dengan lesi yang jumlahnya banyak. Dengan bentuknya yang datar atau benjolan, Borderline lepromatous leprosy juga kadang menimbulkan mati rasa.

  • Lepromatous leprosy

    Lepromatous leprosy ini ditandai dengan lesi yang menyebar dengan simetris, pada umumnya. Lesi yang ditimbulkan mengandung banyak sekali bakteri disertai dengan gangguan saraf, rambut rontok dan lemahnya anggota gerak.

Diagnosis Penyakit Kulit Kusta

Untuk mendiagnosis penyakit lepra ini, dokter akan tanyakan gejala yang dialami oleh si penderita. Kemudian dokter akan periksa kulit pasien, dokter akan periksa apakah ada lesi pada kulit.

Sebagai gejala lepra atau tidak, biasanya lesi lepra pada kulit warnanya merah atau pucat (hipopigmentasi) serta disertai mati rasa. Untuk bisa memastikan apakah si pasien benar menderita penyakit kulit kusta.

Dokter akan ambil sampel kulit dengan cara skin smear atau dikerok, kemudian sampel kulit tersebut akan dianalisis di lab. Guna mengecek adanya bakteri Mycobacterium leprae.

Metode analisisnya termasuk pemeriksaan BTA, di daerah endemik kusta, seseorang bisa didiagnosis menderita kusta. Walau pemeriksaan skin smear menunjukkan hasil negative, hal tersebut mengacu pada WHO terhadap penyakit lepra.

Yakni Paucibacillary, terdapat lesi kulit walaupun hasil tes skin smear negative, kemudian multibacillary. Terdapat lesi kulit dengan hasil tes skin smear positif, apabila kusta yang diderita pasien sudah cukup parah.

Dokter akan lakukan tes pendukung, tujuannya guna memeriksa apakah bakteri Mycobacterium leprae ini. Telah menyebar ke bagian organ tubuh lain atau belum, contoh pemeriksaannya adalah hitung darah lengkap.

Kemudian Tes fungsi liver atau hati, lalu dengan Tes kreatinin dan juga Biopsi saraf, dengan begitu dokter bisa tau. Apakah kusta tersebut sudah menyebar ke organ lain.

Pengobatan Penyakit Kulit Kusta

Metode utama untuk obati lepra ialah dengan menggunakan obat antibiotic, pasien penderita lepra. Akan diberikan kombinasi beberapa jenis antibiotik kurang lebih selama 1 hingga 2 tahun.

Jenis obat, dosis, dan juga durasi penggunaan antibiotik ini, ditentukan berdasar jenis lepra yang diderita. Contoh beberapa antibiotik yang dipakai untuk mengobati penyakit kulit kusta ialah Rifampicin, Dapsone.

Serta Clofazimine, Minocycline dan juga Ofloxacin, umumnya di Indonesia pengobatan lepra dilakukan dengan metode MDT. Yaitu pengobatan yang kombinasikan 2 atau lebih antibiotic, sesudah pengobatan dengan antibiotic.

Umumnya operasi akan dilakukan sebagai penanganan lebih lanjut, bagi penderita lepra. Tujuan operasi untuk memperbaiki bentuk tubuh yang cacat akibat penyakit kulit kusta, mengembalikan fungsi tubuh serta menormalkan fungsi saraf.